Jumat, 05 Februari 2010

Tertipu Dunia

Duhai Saudaraku, yang sudah, atau akan memasuki dunia kerja, semoga Allah memberkahi kita semua, memberikan perlindungan dan kekuatan istiqomah sampai akhir hayat berpegang teguh pada buhul tali Allah yang kokoh dalam menapaki fitnah kehidupan dunia ini...

Terlalu banyak keburukan dunia ini, sehingga banyak Saudara kita terjerumus di dalamnya, tertipu dengan kesenangan semu di dalamnya. Dunia membuat bintik hitam dalam hatinya semakin banyak dan gelap. Bashirah semakin pudar dan tumpul, dan perlahan semakin meninggalkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala --naudzubillahiminzalik--

Tertipu dengan uang, kekuasaan, sehingga yang dari keluar dari lisannya tidaklah lagi kalamullah wa qola Rosulillah Shalallahu 'alaihi wasallam. Tapi duit, duit, dan duit. Untuk dunia, dia bisa kerja keras, ontime, dan berlama-lama, tapi ketika Allah Ta'ala memanggil, ia lalai, tak peduli, bahkan kerap mengakhirkan panggilan Allah Ta'ala. Tak pernah lagi Masjid menjadi tempat ia menunggu shalat berjamaah, dzikir pagi dan petang tak pernah lagi terlihat menghiasi lisannya, tak lagi peka pada penderitaan sesamanya, menjadi pelaku bahkan penganjur ketidakjujuran, bahkan Allah cabut dari wajahnya tanda-tanda keshalihan. --naudzubillah--

Dahulu, si Fulan adalah seorang Muslim yang ta'at, sederhana, bahkan sangat perhatian pada saudara-saudaranya. Tetapi ketika mengenal dunia, ia tak lagi bertegur sapa. Mobilnya yang mentereng melaju kencang meninggalkan senyum saudaranya di belakang. Tak ada lagi kabar hangat darinya yang biasanya menghiasi inbox handphone.

Sementara si fulanah, yang dahulu menjaga hijab lebarnya, sekarang semakin mengecil, bentuk aurat diperlihatkan dirinya. Bahkan kata seorang Sahabat, seorang muslimah menanggalkan jilbabnya ketika terjun bebas dalam dunia kerja. Dan muslimah ini menyesali dirinya yang sempat menutup aurat, bahkan menganggap masa-masa keshalihannya adalah masa-masa kelam dalam dirinya. --innalillahi wa inna ilaihi roji'un--

Ya Saudaraku, ketahuilah bahwa dunia hanyalah kesenangan yang menipu, permainan dan senda gurau. Berbangga dengan banyaknya harta dan keturunan. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'anul Karim, Surah Al-Hadiid ayat 20:

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Duhai Saudaraku, rajinlah menghadiri majelis ilmu syar'i, Pilihlah kawan dan sahabat yang senantiasa mengingatkanmu pada kehidupan setelah kematian, yang mengajakmu bangkit ketika kau terjatuh, yang memberi kabar gembira dari Allah ketika kau bersedih, Sesungguhnya kita tidak pernah tahu kapan Allah akan memanggil kita dan meminta pertanggungjawaban kita, Sesungguhnya kita tidak pernah mengetahui tempat duduk kita apakah di surga Nya kelak, atau di neraka -wal iyadzubillah-

Duhai Saudaraku, ingatlah senantiasa pemutus kelezatan, yaitu kematian. Ingatlah saat-saat nanti kita di dalam kubur hanya ditemani kain kafan dan belatung. Ruang tanah yang sempit, pengab, dan gelap. Tak ada perniagaan, harta, keluarga, rumah, mobil, teman gaul kita yang ikut serta, kecuali perniagaan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang tak pernah mengenal kata "rugi", berupa amal shalih kita di dunia.

Duhai Saudaraku, hadirkanlah senantiasa dalam benak kita, siksa kubur bagi orang-orang yang lalai. Ketika Mungkar dan Nakir hadir membawa palu raksasa, siap memukul wajah yang tak mampu menjawab pertanyaan mereka. Ketika kubur disempitkan dan meremukkan tulang rusuk orang yang ingkar. Renungkan dalam-dalam dan bayangkanlah siksa panas api neraka dan kesulitan melewati sirath bagi mereka yang meninggalkan Allah Ta'ala.

Dan cukuplah nasihat Al-Hasan al-Bashri -rahimahullah- kepada Khalifah ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz rahimahullah, beliau berkata,

“Amma ba'du: Dunia adalah sebuah perjalanan, bukan tempat menetap. Allah menurunkan Adam ke dunia sebagai balasan atas apa yang dia lakukan, maka berhati-hatilah wahai Amirul Mukminin, karena sesungguhnya bekal dunia adalah dengan meninggalkannya dan kekayaannya adalah kefakirannya. Setiap saat ada yang terbunuh di dalamnya, terhinalah orang yang memuliakannya, dan fakirlah orang yang mengumpulkannya. Ia bagaikan racun mematikan yang diminum oleh orang yang tidak mengetahuinya, maka jadilah engkau seperti orang yang sedang mengobati luka, dia merasakan demam dalam waktu yang singkat karena merasa takut akan sesuatu yang menyakitkan dalam waktu yang lama dan bersabarlah menelan obat karena takut akan musibah yang berkepanjangan.

Berhati-hatilah terhadap alam yang menipu dan penuh dengan hayalan ini, sebuah alam yang dihiasi dengan tipuan, dilukiskan dengan sebuah angan-angan sehingga semua materi duniawi ini menjadi mulia bagaikan seorang pengantin yang cantik menawan. Semua mata dan hati memandang kepadanya dan jiwa pun merasakan kerinduan yang mendalam kepadanya, akan tetapi dia adalah seorang pembunuh yang membunuh suaminya.

Tidak ada seorang pun yang bisa mengambil pelajaran atas sesuatu yang telah berlalu darinya dan tidak ada seorang pun yang merasa takut atas apa yang menimpa orang sebelumnya. Tidak ada seorang pun yang mengenal Allah ketika hal itu disebutkan kepadanya sehingga dia mengingat-Nya. Orang yang rindu akan dunia dengan mendapatkan kebutuhannya sehingga dia menjadi lupa dan lalai, dia disibukkan dengannya sehingga hampir saja kedua kakinya terpeleset, yang berakhir kepada sebuah penyesalan dan kerugian yang sangat besar. Dia keluar tanpa membawa bekal, lalu mempersembahkan sesuatu tanpa alas.

Berhati-hatilah wahai Amirul Mukminin! Jadilah engkau sebagai orang yang paling tertawan di dalamnya. Berhati-hatilah! Karena orang yang mendapatkan dunia, setiap kali dia menginginkan sebuah kesenangan, maka hanya sesuatu yang mereka bencilah yang didapatkan, kemegahan mengantarkannya kepada sebuah bencana, keabadian yang mereka harapkan hanyalah sebuah bayangan semu, kebahagiaan mereka teracuni oleh kesedihan, sesuatu yang pergi tidak akan bisa kembali, dan dia pun tidak akan tahu apa yang akan dia dapatkan. Angan-angannya adalah kebohongan, harapannya adalah kebathilan, kejernihannya adalah kekeruhan, kehidupannya adalah kesengsaraan, dan semua manusia hidup di dunia dalam keadaan yang membahayakan.

Nabimu, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditawarkan kunci dan gudang harta dunia, akan tetapi beliau menolaknya, dia tidak mau mencintai sesuatu yang dibenci oleh Penciptanya atau memuliakan sesuatu yang dihinakan oleh Malik (Raja)nya. Dunia dihamparkan kepada orang-orang shalih sebagai cobaan bagi mereka dan dibentangkan kepada musuh-musuh Allah sebagai tipuan. Diriwayatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Musa Alaihissalam, ‘Jika engkau melihat kekayaan yang memihak, maka katakanlah, ‘Ini adalah sebuah dosa yang disegerakan,’ dan jika engkau melihat sebuah kefakiran, maka katakanlah, ‘Selamat datang syi’ar orang yang shalih.’”

Duhai Saudaraku, apabila engkau terlanjur terjatuh, maka segeralah bangkit dan kembali kepada Allah Ta'ala. Aku kabarkan berita gembira kepadamu, karena sebaik-baik orang yang terjatuh dalam dosa adalah yang kembali bertaubat kepada Allah Ta'ala. Dan ketahuilah bahwa "Sesungguhnya Allah sangat suka orang yang kembali ke jalan Nya dan mensucikan dirinya" (Q.S. Al-Baqarah:222). Bahkan Allah lebih suka, Allah lebih gembira dengan taubat seorang hamba-Nya, dibanding dengan kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan untanya, yang telah hilang di padang pasir yang luas. (Diriwayatkan Al-Bukhari, “Fathul Bari” XI/102 dan Muslim IV/2104.)

Dan sungguh, tidaklah aku merasa sebagai orang yang suci,sempurna, dan shalih --walaupun aku berharap agar Allah memasukkan kita semua ke dalam golongan orang-orang shalih--, maka nasihatilah aku ketika kau melihat aku dalam kesesatan. Cintailah aku ketika aku terjatuh, maka nasihatmu adalah kegembiraan dan kerinduan bagiku.

Semoga bermanfaat, semoga Allah menjaga kita semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar