Kudapati ia seorang yang mengalami kebutaan ketika usianya masih belum tua. Di saat yang lain kudapati orang yang berusia sebaya dengan ayahku, ditimpa penyakit kanker dan aneka penyakit "orang kota" lainnya. Sementara di waktu yang lain, seorang yang masih muda, usianya masih 20-an, tetapi kelumpuhan sudah menjalar di tubuhnya sehingga tergeletak di kasur menjadi kesehariannya.
Herannya...
dari mulut-mulut mereka tak kudapati rasa marah, jengkel, murka atau semacamnya akibat penyakit yang mereka derita. Justru wajah-wajah yang tersenyum, kesabaran dan rasa syukur yang kudapati dari mereka. Subhanalloh, sungguh banyak pelajaran yang kuambil dari kisah-kisah mereka.
Jawabannya: ternyata mereka berpegang teguh pada janji Tuhannya.
“Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ditimpa suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia dan akhirat” [Al-Hajj : 11]
“Bersabarlah kalian, sesunguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” [ Al-Anfal : 46]
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhori)
Inilah motivasi supaya kita bersyukur akan ujian penyakit yang menimpa kita, kita meyakini sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam di atas sehingga kita semakin bersyukur atas ujian penyakit yang ditimpa oleh kita. Bahkan hanya sekedar keletihan, kecapaian, atau tertusuk duri yang kecil, semua itu dapat menghapuskan dosa kita, sebagaimana sabdanya shallahu’alaihi wasallam.
“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahan nya.” (HR. Bukhari).
Wallahu alam
Herannya...
dari mulut-mulut mereka tak kudapati rasa marah, jengkel, murka atau semacamnya akibat penyakit yang mereka derita. Justru wajah-wajah yang tersenyum, kesabaran dan rasa syukur yang kudapati dari mereka. Subhanalloh, sungguh banyak pelajaran yang kuambil dari kisah-kisah mereka.
Jawabannya: ternyata mereka berpegang teguh pada janji Tuhannya.
“Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ditimpa suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia dan akhirat” [Al-Hajj : 11]
“Bersabarlah kalian, sesunguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar” [ Al-Anfal : 46]
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhori)
Inilah motivasi supaya kita bersyukur akan ujian penyakit yang menimpa kita, kita meyakini sabda Nabi shalallahu’alaihi wa sallam di atas sehingga kita semakin bersyukur atas ujian penyakit yang ditimpa oleh kita. Bahkan hanya sekedar keletihan, kecapaian, atau tertusuk duri yang kecil, semua itu dapat menghapuskan dosa kita, sebagaimana sabdanya shallahu’alaihi wasallam.
“Tidaklah seorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahan nya.” (HR. Bukhari).
Wallahu alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar